Di Sini, Aku Memantaskan
Diri
Oleh : Pipit Era
Martina
Dari hati yang kini
masih sendiri, jiwa yang saat ini masih terkunci dan cinta yang hingga kini
belum jua bermuara. Izinkan aku
bercerita tentang diri yang masih mengunci hati dan enggan membuka kesempatan.
Bukan karena tak ingin merasakan cinta yang mereka ceritakan. Bukan pula karena
buta akan sebuah rasa. Hanya saja, aku ingin sepenuhnya menjaga. Karena citaku,
memberikan cinta yang utuh hanya untukmu. Kamu, yang kini tengah berjuang
melintasi jalan penghubung. Melalui aral melintang yang kian membentang. Memperjuangkan
iman agar kelak mampu menjadi imam.
Di sini aku bertahan
sendiri. Membenahi hati, memantaskan diri, menguatkan jiwa. Mengukuhkan
raga,
memperdalam agama dan yang pasti berjuang menuju gelar shaleha. Aku bukan
siapa-siapa yang pantas untuk dibanggakan. Pun, bukan wanita yang lahir dari
rahim ketaatan. Hanya seorang wanita yang buta akan indahnya agama, tuli akan
syahdu gema cinta-Nya. Buntu akan sempurna alam kasih-Nya dan bisu untuk
melukiskan cinta-Nya dalam sebuah kata.
Akan tetapi, wahai kamu
yang namanya telah terukir indah di selembar takdirku. Percayalah, bahwa aku
terus berusaha memperbaiki segalanya. Membenahi agama yang sementara ini belum
jua kupahami sepenuhnya. Mencoba memantaskan diri bersanding denganmu, yang kuyakini
penuh dengan balutan ilmu, kaya akan cinta-Nya jua taat dengan perintah-Nya.
Berdo’alah untukku
selalu, agar hati ini tetap terkunci. Hingga tiba waktunya kamu datang menghampiri.
Agar jiwa ini tetap bertahan dalam belenggu sepi sampai pada masanya kamu hadir
menghiasi. Agar cinta ini terus terjaga hingga tiba cintamu hadir dengan
untaian kata di depan orang tua. Tetaplah bertahan dalam penantian, tunggu
hingga aku pantas bersanding denganmu dalam satu pelaminan.
Pun, aku di sini terus
berdo’a agar cinta yang selama ini terjaga akan berlabuh pada muara yang tepat.
Pada ikatan suci yang diakui dan jatuh pada hati yang suci. Agar hati yang
selama ini dijaga, mampu menuntun kita menuju pernikahan yang sakinah penuh
berkah dalam naungan ridha-Nya. Jangan pernah lelah dalam berdo’a, karena
tanpa-Nya tiadalah mungkin cinta ini menyatu. Usah risau, aku di sini terus
berjuang memantaskan diri dan tetap bertahan dalam penantian. Semoga Allah
indahkan cita yang selama ini kulambungkan lalui do’a.
Lampung, 12 Juni 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar