Jumat, 23 Maret 2018


Surat Kecil Untuk Jodoh
by Pipit Era Martina


      Hey kamu, iya kamu. Kamu yang kelak akan menemani tangis dan tawaku, sedang apa disana? Masihkah merinduku dalam do’a? Masihkah merapalkan wujudku dalam bayang? Jika iya, coba kau tatap langit dan bicara padanya, agar awan mau menuntunmu menemuiku.

Kau tahu? Aku disini selalu melukismu dalam angan, menafsirkan kelembutanmu dan menerjemahkan rasamu. Berharap bintang membisikkan kata bahwa imajinasiku benar tentangmu. Kamu yang terlukis indah dengan kesederhanaan namun kaya akan kelembutan, kamu yang tampak elok dengan iman yang kau genggam. Sungguh, imajinasi tentangmu memenuhi ruang khayalku.

Diksiku seakan melayang jauh ke angkasa, menerbangkan cinta yang lama terpendam dalam raga. Akankah angin sampaikan padamu? betapa aku merindu wujudmu. Maaf jika khayalku teramat tinggi tentangmu, bukan aku inginkan kau bertokoh sempurna hanya saja aku haus akan rasa yang tak pernah kurasa nyata.

Bisikan angin malam yang menentramkan seakan memelukku dengan sejuta keyakinan bahwa anganku tentangmu itu nyata. Bahkan dedaunpun seolah mengiyakan tatapku, ia melambai beserta senyum yang menggembirakan. Kamu... Lihatlah ketika bulan mulai memberi cahaya, tidakkah kau lihat aku melambai rindu padamu?


Kau tahu siapa aku? Mungkin kau berpikir aku sosok yang sempurna hingga melukismu sedemikian rupa, tapi kau salah jika melintasi pemikiran itu. Aku hanyalah sosok sederhana dengan berjuta kekurangan dan tak terhitung keburukan. Yahh kebaikan yang kumiliki mungkin tak ada sebanding dengan ketulusanmu. Terlebih lagi soal iman, ahh aku begitu malu untuk mengutarakan bahwa imanku sangat lemah sekali.

Teruntuk  jodohku, kuharap kehadiranmu akan menghidupkan diksiku, meramunya menjadi sesuatu yang indah untuk terus di telusuri. Mampu menghidupkan cahaya di tengah kegelapan malam dan menuntunku pada jalan keindahan.

Suatu saat nanti di saat hatimu mulai tergerak menggapai jemariku, tolong jangan sekalinya kau regangkan. Genggam erat jemari dan hatiku, seburuk apapun mereka menilaiku tolong tetap berdiri disampingku dan percaya padaku. Serendah apapun mereka menjatuhkan, jangan pernah kau hempaskan jemari dan patahkan hati. Percayalah hanya padaku, karena mereka tak pernah benar-benar mengenalku.

Percayalah, aku menjaga diriku hanya untuk kuperkenalkan denganmu. Aku menjaga hatiku hanya ingin kupersembahkan teruntukmu, meski di masa lalu hatiku pernah singgah pada yang lain. Namun yakinlah, saat ini kuutuhkan hati hanya untuk melengkapimu dan mengapitmu dalam genggam erat cintaku.

Maaf jika membuatmu kecewa, t’lah meluluhkan bongkahan hati pada dia sebelum kamu. Bukan aku tak ingin menjaga, namun aku tak tahu siapa jodohku. Sedetikpun tak pernah kurelakan hatiku terbuai oleh orang lain selain kamu, namun faktanya takdir berkata lain. Kutemukan setitik cahaya pada liriknya, yang kupikir pelabuhan terakhirku.

Dalam hati menjerit pilu, membayangkan rautmu semu melempar kecewa. Kuharap bintang kan membantuku luluhkan hatimu, hingga kau ikhlaskan setitik hatiku yang t’lah terbuai sebelumnya. Ketika saat itu tiba kuingin masuk dalam tatapmu, tuk membuktikan keutuhan hati yang t’lah ku tata kembali.

Kamu... Cakapku mungkin tak mulia, akhlakku mungkin belum berbunga, akan tetapi yakinilah cintaku bermekaran bagai sakura di pelataran hatimu. Wujudku memang jauh dari kata sempurna, tapi percayalah cinta yang kuramu lebih dari kata sempurna untuk menyempurnakan rasamu.

Teruntuk jodohku, bacalah hatiku dengan segenap rindumu, terjemahkan anganku dengan ketulusanmu dan tafsirkan tuturku dengan segala ketabahanmu. Ku harap kelak kamu kan mengerti sejauh mana aku merangkaimu, seluas mana aku menggambarkanmu dan setinggi apa aku mengharapmu.

Malang, Rabu 23 Maret 2018

4 komentar:

Syahdan mengatakan...

Sangat menyentuh hati,,, serasa ikut dalam buaian bait syairnya... Sangat beruntung yg kan mnajdi jodohnya dikemudian hari...membuka mata dan hati tuk bisa memahami tentang kasih yg tulus dari seorg wanita syar'i... ๐Ÿ˜Šoupzz

Unknown mengatakan...

Jikalau bisa ku berangan, ingin ku menjadi bidarimu sampai ke surga, namamu yg kubisikkan ke bumi namun menggema ke langgit tinggi๐Ÿ˜Š
Aku tak mengerti hayalku terlalu tinggi
Semoga allah meridhai jalan kita nanti

Sepertinya penulis sedang rindu berat yah ๐Ÿ˜„
Hai Room no 5 ๐Ÿ˜๐Ÿ˜

Pipit Era Martina mengatakan...

alhamdulilla, sukses mengajak pembaca larut dalam buaian kata2nya :). not to judge person from the face ya pak. pd dasarnya hati wanita itu lebih lembut dari sutera.. hhheee

Pipit Era Martina mengatakan...

'kan selalu ada jalan untuk kebersamaan. 'kan selalu ada perwujudan dr setiap keinginan. 'kan kubuktikan pada awan bahwa kau sanggup ku genggam, bukan hanya sekedar angan.
ku percaya bahwa langit tersenyum menyaksikan rindu kita yang kian membumbung, dan kupercaya bahwa tuhan mengizinkan kisah kita 'kan bermuara. uhhh uhhh..

rindu seberat2nya, merindukan kisah kasih disana, ahh airmata kerinduan ini membanjiri hati yang kini sepi.. aselolee,, hhhe