Antara Takut dan Cinta
By: Pipit Era Martina
Semudah
petani memetik padi, semudah itupula cinta tumbuh dan bersemi. Menggerogoti relung
hati tanpa permisi, mengecohkan tatapan membuyarkan harapan. Dan ketika bayang
takut mulai menghadang, disaat itu pula seolah gerak terpaku pada satu waktu
dan memutus rasa tanpa kata.
Duhai
hati yang telah menunggu Cinta pasti, disini kucoba lambungkan kata maaf yang
tak berjumlah. Membuatmu menunggu bukanlah mauku, membuatmu gundah bukanlah
harapku, namun takut menyelimuti qalbu.
Takut akan cinta yang menyanjung sakit,
takut akan runtuhnya jiwa saat berjumpa cinta dan takut akan cinta yang semu
tak nyata.Mencoba mengukuhkan hati yang sesaat mati ternyata tak semudah
memetik padi.
Disini,
kucoba memahami hati yang masih terkunci, meyakinkan diri akan sebuah rasa yang
telah terukir indah di atas sajadah. Semarak hati mencoba kalahkan bimbang,
namun ciptakan cinta tak semudah melambungkan kata. Hati ini menjerit menangisi
keadaan, membelenggu rasa dengan ketakutan, memenjarakan cinta dalam angan yang
tak kunjung temui kejelasan.
Di
sepertiga malam kucoba merayu sang
pemilik cinta untuk mengukuhkan hati, memusatkan pikiran hanya tentang kesetiaan
serta melukiskan bayang-bayang elok dalam angan masa depan. Memecahkan teka-teki
hati yang pernah patah rupanya tak semudah memetik melati. Menebarkan sebuah
nama pada semesta mungkin mudah, namun melekatkan dalam hati miliki kesulitan
yang tak mudah tuk di atasi.
Teringat
satu ucap, dimana kelebihan menyempurnakan kekurangan. Seketika itu
jantung berhenti berdetak,semua kata bagai hilang di telan berjuta angan.
Sedetik semua berubah menjadi manis,
senyum simpul tergerak tanpa sadar, degup kencang kembali meramaikan hati,
ingin rasanya melangitkan suara saat itu juga. Apakah ini nyata? Atau lagi-lagi
hanya angan dalam bayang.
Antara
takut dan cinta seolah berlomba memenangkan hati. Di satu sisi mendamba hati
yang berselimut cinta namun di sisi lain ketakutan akan hancurnnya sebuah harap
menganga di depan mata. Timbul tanya dalam rasa, adakah cinta tanpa takut? Mungkinkah
cinta diizinkan bersemi tanpa rapuh?
Sekedar
angan kecil, akan ada kamu yang membawa rasa bermutiara tulus, menghapus semu
dengan halus. Merobohkan takut dengan tegas dan menghanyutkan bimbang dengan
tenang, rasa yang benar-benar nyata, bukan sekedar nafsu belaka. Meyakinkan akan
adanya kesempurnaan cinta dan ketulusan hati tanpa ada yang tersakiti.
Teruntuk
Aku & Kamu, semoga takut yang mengiringi cinta mampu menembus cakrawala,
memecah rasa dan menyemayamkan hati bersama mentari. Hingga cinta benar-benar
hadir tanpa takut dan berjuta keraguan, melainkan bergelimang ketulusan dan
ribuan senyum kebahagiaan.
Malang, Selasa 21 Maret
2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar