Selasa, 20 Maret 2018



Antara Takut dan Cinta
By: Pipit Era Martina



  
Semudah petani memetik padi, semudah itupula cinta tumbuh dan bersemi. Menggerogoti relung hati tanpa permisi, mengecohkan tatapan membuyarkan harapan. Dan ketika bayang takut mulai menghadang, disaat itu pula seolah gerak terpaku pada satu waktu dan  memutus rasa tanpa kata.

Duhai hati yang telah menunggu Cinta pasti, disini kucoba lambungkan kata maaf yang tak berjumlah. Membuatmu menunggu bukanlah mauku, membuatmu gundah bukanlah harapku, namun takut menyelimuti qalbu.

Takut akan cinta yang menyanjung sakit, takut akan runtuhnya jiwa saat berjumpa cinta dan takut akan cinta yang semu tak nyata.Mencoba mengukuhkan hati yang sesaat mati ternyata tak semudah memetik padi.

Disini, kucoba memahami hati yang masih terkunci, meyakinkan diri akan sebuah rasa yang telah terukir indah di atas sajadah. Semarak hati mencoba kalahkan bimbang, namun ciptakan cinta tak semudah melambungkan kata. Hati ini menjerit menangisi keadaan, membelenggu rasa dengan ketakutan, memenjarakan cinta dalam angan yang tak kunjung temui kejelasan.

Di sepertiga malam kucoba  merayu sang pemilik cinta untuk mengukuhkan hati, memusatkan pikiran hanya tentang kesetiaan serta melukiskan bayang-bayang elok dalam angan masa depan. Memecahkan teka-teki hati yang pernah patah rupanya tak semudah memetik melati. Menebarkan sebuah nama pada semesta mungkin mudah, namun melekatkan dalam hati miliki kesulitan yang tak mudah tuk di atasi.

Teringat satu ucap, dimana kelebihan  menyempurnakan kekurangan. Seketika itu jantung berhenti berdetak,semua kata bagai hilang di telan berjuta angan. Sedetik semua berubah menjadi  manis, senyum simpul tergerak tanpa sadar, degup kencang kembali meramaikan hati, ingin rasanya melangitkan suara saat itu juga. Apakah ini nyata? Atau lagi-lagi hanya angan dalam bayang.

Antara takut dan cinta seolah berlomba memenangkan hati. Di satu sisi mendamba hati yang berselimut cinta namun di sisi lain ketakutan akan hancurnnya sebuah harap menganga di depan mata. Timbul tanya dalam rasa, adakah cinta tanpa takut? Mungkinkah cinta diizinkan bersemi tanpa rapuh?

Sekedar angan kecil, akan ada kamu yang membawa rasa bermutiara tulus, menghapus semu dengan halus. Merobohkan takut dengan tegas dan menghanyutkan bimbang dengan tenang, rasa yang benar-benar nyata, bukan sekedar nafsu belaka. Meyakinkan akan adanya kesempurnaan cinta dan ketulusan hati tanpa ada yang tersakiti.

Teruntuk Aku & Kamu, semoga takut yang mengiringi cinta mampu menembus cakrawala, memecah rasa dan menyemayamkan hati bersama mentari. Hingga cinta benar-benar hadir tanpa takut dan berjuta keraguan, melainkan bergelimang ketulusan dan ribuan senyum kebahagiaan.

Malang, Selasa 21 Maret 2018

Tidak ada komentar: