Rabu, 21 Maret 2018

Tuhan, Izinkan Aku Jomblo
by Pipit Era Martina

You know? Jomblo itu terhormat, jomblo itu sehat dan membuatmu terlihat hebat. Why? Karena kamu mampu berjalan sendiri di keramaian dan menunjukkan pada dunia bahwa kamu bisa tanpa sosok dia. Sejatinya, jomblo itu nggak nurunin harga kehebatan kamu ko. Justru menaikkan harga jiwamu yang utuh tertata rapi dalam penantian.

Aku tahu, mengelakkan rasa itu bukan perkara mudah, butuh usaha yang keras untuk mengalihkannya menjadi motivasi. Dalam hati akupun ingin menjerit, mengatakan pada awan bahwa aku jatuh hati. Tapi apalah daya, tekadku tak’kan ku ganggu gugat, mewujudkan harap menyempurnakan diri dengan kesendirian. Mengutuhkan hati hanya untuk dia yang tertulis dalam takdirku.


Aku hanyalah manusia biasa yang miliki sejuta rasa dalam jiwa, memaksanya untuk memenjarakan cinta tak semudah katak berpindah tempat. Haruskah aku menutup mata dan telinga dari teriakan kata hati sendiri? Atau memutuskan rasa agar tak terjerumus kedalamnya?

Tuhan, izinkan aku jomblo. Karena seutuhnya diriku ingin kupersembahkan hanya untuk dia yang kini kau jaga apik dalam penantian. Kukuhkan hatiku dalam perjuangan, menyimpan cinta yang tak seharusnya bermuara belum pada waktunya. Dalam hening sujudku, ku meminta agar hatiku tak tergoyah oleh rayuan cinta yang kian menggema dalam dada, yang mencegah mata memandang jauh ke depan.

Tuhan, aku mengerti akan rasa yang kian menggonggong, namun izinkan aku untuk menghantamnya jauh dari pandangan. Bukan aku tak ingin, namun harapku terlalu indah untuk tergoyah hanya karena sebuah rasa yang aku sendiri tak mampu menafsirkannya.

Menerjemahkan anganku butuhkan tenaga yang tak biasa, mana mungkin ku patahkan dengan rasa yang masih semu penuh imajinasi. Menghempas jabat cinta memang menyakitkan, namun dayakupun tak tergerak untuk menerima dengan senyuman. Sanggupkah hati memaksa cinta dengan tekanan? Kurasa itu lebih menyakitkan.

Tuhan, satu pintaku. Bentangkan harapku hingga mampu menutupi rasa cinta yang belum pasti, luaskan tatapku hingga tak kulihat lagi bayang semu yang menghantui dan tuntun aku pada anganku, yang menjadikan langkahku tak tersesat karena cinta yang belum nyata.

Aku ingin sendiri bukan berarti hatiku mati, melainkan karena inginkan hatiku tertata rapi layaknya cinta sejati. Bukan berarti gema cintaku membisu yang membiarkanmu berhamburan di depanku, melainkan ku inginkan bisik syahdu menentramkan hati hanya teruntuk kekasih hati dan bukan pula rasaku tak’kan menjelma, namun rasa ini kan ku wujudkan dalam do’a dan bahagia yang nyata.

Tuhan, izinkan aku jomblo untuk saat ini saja, setidaknya sampai harapku menjadi nyata dan bahagiaku bermekaran hingga dengan sendirinya menerbitkan rasa berwajah cinta.

Malang, Selasa 21 maret 2018

Tidak ada komentar: