Assalamu’alaikum Rindu
by Pipit Era Martina
Pagi yang berselimut embun
serta sore yang bercumbu dengan senja membuatku bertanya akan seucap kata ‘rindu’.
Bolehkah aku menyapanya? Bolehkah aku mendekat dan memeluknya erat? Di antara
hujan yang terus membasahi dedaunan, aku kian meratap. Melukiskan kerinduan
dalam angan, hingga mencoba menyemayamkannya dalam pelukan. Ahh, sebuah kata
yang memaksaku dewasa.
Pagiku selalu
sama, disambut embun yang seolah menari bersama bunga yang bermekaran, yang seakan
menertawai harapku. Terkadang aku malu pada belaian embun, seakan kudengar
embun berkata kencang “mengapa masih kau genggam rindu tanpa ungkapan? Bangunlah
manis, rindumu kan segera datang”.
Bolehkah aku
berbicara pada angin dan menitipkan rindu? Bolehkah aku terbang bersamanya dan
memeluk rindu? Hingga jiwa tak lagi berkecamuk memperolok rindu yang tak
kunjung temu harapku. Sungguh meluluhkan hati, mengukir rindu dalam lembar
qalbu dan mencoretkan ribuan kata yang tak kunjung terpecahkan.
Seperti barisan
kata sederhana namun penuh makna, ya itulah rindu. Yang berhasil mencumbu qalbu
dengan beribu rayuan semu, menutup mata dan telinga serta mebutakan jejak. Namun
sayang, rindu yang ku teriakan kencang hanya melengking keras di telingaku.
Assalamu’alaikum rindu, selamat datang di perhentian hati yang terkunci. Membuatmu tertahan lama disini. Namun lengking suaraku nyatanya tak kuasa mengolesmu dalam tutur kataku. Rindu, izinkan aku memenjarakanmu dalam genggaman jemari, hingga tiba waktunya bayang anganku tak lagi semu.
Sepenggal rindu
terkadang membuatku tersipu. Bagaimana bisa rindu yang tak pernah kutemui mampu
menggema kuat dalam degup jantungku? Seakan meruntuhkan pertahan nadiku. Ahh,
rasanya ingin menenggelamkan wajah pada hujan agar tak ada yang tahu bahwa
rindu ini nyaris menguasaiku.
Cukup aku dan
hatiku yang tahu betapa aku merasa rindu ini kian hebat berakrobat. Rindu yang
selalu meraung-raung nyatanya hanya nyaring di telingaku saja. Rindu macam apa
ini? Hatiku terus memaksa menggambarkanmu nyata, namun jemari masih saja
bertekuk pada bayangmu.
Rindu,
bolehkah kau tampakkan wujudmu? Sekali saja, setidaknya membuyarkan pikir tentangmu
yang semu. Rindu, Ajak aku berbincang sekali saja, biarkan aku tahu bahwa kamu
pantas merobohkan hatiku. Rindu, izinkan aku memelukmu sedetik saja, agar gema
jantungku mereda dan percaya bahwa kamu pantas menyita anganku. Rindu, bisakah
kau jelaskan mengapa kamu hanya hidup dalam kotak khayalku? Tak bisakah kau
menjelma dan mebuatku bahagia?
Assalamu’alaikum
rindu, meski terngiang semu aku sungguh ingin menyapamu. Entahlah, aku masih
saja merindumu meski tahu kau hanya imajinasi belaka. Bisakah aku bercerai
dengan kata rindu? Sulit bukan? baiklah, kan kubiarkan saja rindu ini terus
menggebu hingga tiba saatnya rindu ini benar-benar bermuara dalam lautan cinta.
Bukan hanya diksi yang menyelimuti imajinasi dan bukan hanya khayal tak
bermoral.
Kataku tak’kan pernah habis
untuk menceritakanmu dan lidahku kan terus berlaju memujimu. Dengan segenap
imajinasi aku menunggumu duhai rindu, menunggu dekap nyatamu dalam hidupku dan
menunggu sapamu yang mempesona.
Malang, Selasa 21 Maret 2018
8 komentar:
Aku suka tulisannya terbuay dalam setiap bait tulisannya... Hehe
Kata2nya mudah dipahami meski ada beberapa bait kalimat yg sulit dicerna oleh pembaca namun pasa intisarinya dapet... Teruslah bergerak berkarya dalam imajinasi kemampuan yg dimiliki,, hehe teringat perkataan ulama الحركة بركة (alharokatu barokatun) bergerak adalah berkah... Karna keberkahan itu datang ketika ketika bergerak melakukan suatu tindakan yg mengarah kepada hal yg positif...
Aku menanti tulisan selanjutnya..
Jgn pernah berhenti jari tangannya tuk mencorat coret hoho... Menanti coretan tangan selanjutnya.... 😊
Asikk... Asikkk... maatcihhh, harap maklum kalau kata-katanya berhamburan alias amburadul. sekian lama nggk nulis ternyata mematikan diksi juga imajinas. thankyu for reading ;)
Aduuuhhh kata2 nya bikin hati bergetar😍
Keren yea kata2 terima kasihnya seorg penulis trnyata beda yea.. Matcihhh hahaha yea yea yea imajinasi dan sastra bahasanya terlalu tinggi... Hohoo kidding but i like it...lama gk nulis jha tulisannya baguss gimana klau kesrringan yea hehe so tetap menunggu imajinasi selanjutnya hehe
Harus bedalah, dunia nyata sama dunia tulis. klo sama nanti gk seruu, kan gk lucu klo ngajak becanda pke bahasa tulisan. yg ad mlah di tinggal pegi, ahaaa. klo keseringan mlah tmbah gk nyambung deh agaknya.. hhhaa
ahhh dari kata2ku saja sudah bergetar, gmna dari kata2 si dia. huftt lgsg loncat ini agaknya. hhhhaaa
Krik.krik kata rindu yang membuat rinduku akut mengingat kamar 5 haha mangats mbk ayoo nulis lagi make Indonesia read again 😍
uhhh itulah sebabnya aku terbngkan kata rindu.. semangattt, ayo dong bantu aku carikan judul, sdah lama gk nulis bikin otak mati diksi terlebih dengan tema remaja.. hufttt
Posting Komentar