Untuk Apa Memburu Jodoh Yang Tak Perlu
By: Pipit Era Martina
MEMBURU jodoh yang tak perlu, apa sih yang tak perlu itu? Banyak sekali hal yang kita buru dengan segenap jiwa raga, seolah tak ingin orang lain memilikinya. padahal sebenarnya sesuatu tersebut tidak mendatangkan kebaikan dan tidak pula berdampak pada ibadah kita kepada Allah SWT.
Salah satu dari hal yang tak perlu kita buru ialah jodoh. Bukan, bukannya Allah melarang ataupun ada larangan khusus untuk tidak memburunya. Bukan pula perkara jodohnya yang perlu di waspadai atau tak perlu diburu, melainkan dari tujuan tertentu yang menjadikannya perlu dan tidak perlu untuk di buru.
Boleh saja kita memburu jodoh dengan kriteria yang
tertera dalam buku catatan persyaratan calon mempelai. Misal, mempertimbangkan
kekayaan, ketampanan, ataupun kedudukan, tidak masalah kok.
Manusia memiliki hak untuk itu, akan tetapi, usahlah
memburu dengan nafsu atau dijadikan menu utama dalam proses pencarian
pendamping hidup. Bukankah sudah pernah Allah jelaskan bahwa jodoh kita adalah
cerminan dari diri kita, dan rezeki hadir tergantung dari cara kita mencarinya,
seberapa jauh usaha dan ikhtiar yang kita lakukan untuk menggapai rezeki
darinya yang melimpah dan berkah.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mengawini
seorang wanita karena kemuliaannya (martabat kedudukannya) Allah tidak
menambahnya kecuali kehinaan, dan barangsiapa yang mengawini wanita karena
hartanya, maka Allah tidak akan menambah baginya kecuali kefakiran. Dan
barangsiapa yang mengawini seorang wanita karena keturunan nasabnya, maka Allah
tidak akan menambah baginya kecuali kerendahan. Dan barangsiapa mengawini
seorang wanita kecuali untuk menundukkan pandanganya, menjaga kemaluannya atau
menyambung silaturahmi maka Allah akan memberkahinya dalam (perkawinan dengan)
dirinya.” (HR. Thabrani)

"Memburu kecantikan, ketampanan, kekayaan ataupun kedudukan tidaklah berpengaruh pada kehidupan rumah tangga ataupun menjamin kehidupan yang bahagia, terlebih lagi kelangsungan hidup di akhirat nanti. Akhlaklah yang tentukan kelangsungan bahagia rumah tangga."
Apakah dengan memiliki istri yang cantik akan berpengaruh
pada pendidikan anak-anak kita kelak?
Tidak, bukan rupa yang menjadikan anak pandai, bukan rupa
yang menjadikan mereka sholeh dan sholehah, bukan pula rupa yang menjadikan
seorang anak sukses di masa depan. Rupa bukanlah jaminan suatu keluarga bahagia
dan sejahtera.
Apakah dengan memiliki suami yang kaya akan berpengaruh
terhadap kepemimpinan seorang kepala rumah tangga?
Tentu dengan jawaban yang masih sama, tidak. Kekayaan
bukanlah jaminan suatu keluarga berjalan bahagia, bukan kekayaan yang menjadikannya
dermawan, bukan harta yang menjadikannya bijak dalam menyikapi prahara rumah
tangga.
Justru terkadang, harta mampu melenakan akal, memperbudak
hati dan mengotori jiwa. harta mampu mengalahkan semuanya, dengan harta manusia
bisa gila, dengan harta manusia bisa khilaf, dan dengan harta manusia bisa lupa
bahwa dunia bukanlah tujuan satu-satunya. Jadi untuk apa memburu suami yang
kaya dengan harta? Untuk menjamin kebahagiaan, kecukupan materi? Yes, memang
akan bahagia dengan harta, tapi jiwa? bisakah harta menjamin kebahagiaan jiwa
dan ketentraman hati?
Apakah dengan memiliki pasangan yang rupawan, kaya,
berkedudukan tinggi akan berpengaruh pada kekhusyukan ibadah dan tingkatan
cinta pada Ilahhi Rabbi?
Berpengaruh pada nilai-nilai ibadah yang kita jalani?
Tentu hanya satu jawaban yang pasti, tidak.
Lalu, untuk apa masih memburu
yang tak perlu, memburu sesuatu yang tidak dapat menjamin kebahagiaan dunia
akhirat? Bukan berarti ada larangan untuk mencari pasangan yang sempurna rupa
ataupun harta, akan tetapi, bersikap bijaklah pada diri sendiri. Kita hidup
hanya miliki satu tuju, yakni dunia yang sebenar-benarnya dunia, disanalah
tujuan utama manusia. Bukan hanya tawa dunia yang kita butuhkan, bukan hanya
cinta dunia yang kita perlukan, melainkan lebih dari itu.
Setiap dari kita memiliki hak dan
pendapat yang berbeda, tentu. Tidak semua memiliki pemikiran yang sama,
menganggap bahwa dunia bukan satu-satunya tujuan akhir, menyadari bahwa
sesungguhnya Allah tidak melihat manusia dari apa yang dia miliki, melainkan
dari apa yang ia usaha perbaiki. []
Lampung, Kamis 26 Mei 2016
Artikel ini telah lolos terbit di laman web Islampos.com pada tahun 2016 silam...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar